UJI
MIKROBIOLOGIS AIR
Disusun oleh:
Aslia
Aslia
C14100090
DEPARTEMEN
BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2012
I.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
1.1 Hasil
Percobaan uji bakteri Escherisichia coli dilakukan oleh 6
kelompok, masing- masing kelompok menguji sampel yang berbeda. Berikut hasil
uji duga dan goresan cawan uji penguat:
Tabel.
1
Kelompok
|
Asal
sampel
|
Volume
(ml)
|
Uji Duga
|
Uji
Penguat
|
||
Foto
|
Hasil
|
Foto
|
Hasil
|
|||
1
|
Bara
|
1
|
|
Bergelembung
|
|
-
|
5
|
|
Bergelembung
|
|
+
|
||
2
|
Bateng
|
1
|
|
Bergelembung
|
|
-
|
5
|
|
Bergelembung
|
|
+
|
||
3
|
Balebak
|
1
|
|
Bergelembung
|
|
-
|
5
|
|
Bergelembung
|
|
+
|
||
4
|
Kolam
Renang Balio
|
1
|
|
Tidak
Bergelembung
|
|
-
|
5
|
|
Tidak
Bergelembung
|
|
-
|
||
5
|
WC
|
1
|
|
Bergelembung
|
-
|
|
5
|
|
Bergelembung
|
|
-
|
||
6
|
Ades
|
1
|
|
Tidak
Bergelembung
|
|
-
|
5
|
|
Tidak
Bergelembung
|
|
-
|
Berdasarkan tabel 1 diatas, dapat dilihat
bahwa 4 dari 6 sampe yang ada yaitu air bara, bateng, balio, balebak tercemar
bakteri e. coli. Air sampel kolam
renang balio dan ades tidak terdeteksi mengandung bakteri e.coli.
1.2 Pembahasan
Bakteri yang digunakan
sebagai indicator adalah bakteri e. coli,
digunakannya bakteri ini karena bakteri ini hanya terdapat pada air yang
tercemar dan tak ada pada air yang bersih, kemampuan hidupnya lebih besar dari
patogen, dan pengidentifikasian bakteri ini dapat dilakukan dengan mudah di
laboratorium sederhana. E. coli
merupakan bakteri gram positif, berbentuk batang, bakteri ini bersifat anaerob
fakultatif yang hidup pada kondisi suhu 10-50oC, pH 4,4 – 8,5
(Arisman, 2009).
Uji
pertama yang dilakukan adalah uji duga, yaitu melakukan uji dengan menggunakan gelembung
air sebagai indicator ada atau tidaknya bakteri e. coli dalam air sampel tersebut. Berdasarkan uji duga, sampel air
yang menghasilkan gelembung berarti terdapat bakteri di dalamnya. Pengujian
dilanjutkan dengan menggores air pada cawan yang berisi media EMBA. EMBA (Eosin
Metylen Blue Agar) digunakan dalam mengisolasi dan mengidentifikasi
bakteri. Menurut sifatnya dalam membedakan bakteri, ia tergolong kedalam medium
diferensial yaitu medium yang dapat membedakan berbagai jenis koloni bakteri. Bakteri
ini biasa digunakan untuk bakteri jenis coliform. Hal ini dapat memfermentasi
laktosa sehingga bakteri bisa berwarna hitam dan hijau metalik (Marietta 2008). Penggoresan bakteri pada media EMBA ini
digunakan sebagai uji penguat. Uji ini dapat membedakan bakteri e. coli fecal dan non-fecal. Bakteri
fecal adalah bakteri e.coli yang baru saja tercemar oleh tinja. Bakteri
non-fecal merupakan bakteri coliform, yaitu bakteri yang ada karena pernah
tercemar oleh tinja. Hasil dari goresan cawan, bakteri fecal akan menunjukkan
warna hijau dengan bintik ditengahnya, sedangkan bakteri non-fecal menunjukkan
warna kehitaman.
Uji mikrobioligis
dilakukan untuk pengujian mikroba secara kualitatif maupun kuantitatif,
mendeteksi air yang aman dan bermanfaat, mengidentifikasi bakteri patogen yang
terdapat dalam air. Beberapa uji yang bisa dilakukan untuk menguji mikroba
adalah uji langsung, teknik kultur, metode enumerasi, metode cepat dan metode
alternative. Uji langsung yaitu pengamatan langsung dengan menghitung jumlah
koloni maupun pengamatan menggunakan mikroskop, dan pengamatan pewarnaan gram.
Metode kultur dilakukan dengan cara membiakkan mikroba dalam berbagai media,
yaitu media cair maupun padat. Metode enumerasi terdiri dari metode plate count, MPN count, dan analisis
fisikokimia. Metode alternative terdiri dari uji biokimia, dye-reduction test, Electrical methods, ATP Determination (Singgih.
2008).
Dalam budidaya, bakteri
e.coli tidak terlalu berbahaya karena
tidak dapat menyerang ikan secara langsung.
II.
KESIMPULAN
DAN SARAN
2.1 Kesimpulan
Bakteri yang digunakan
untuk menguji mikrobiologi yang terdapat dalam perairan adalah bakteri Escherisichia coli. Bakteri ini dapat
membedakan e.coli yang bersifat fecal
dan non-fecal. Air sampel bara, bateng, balebak, dan balio terbukti tercemar
oleh bakteri E.coli. Hal ini
menandakan bakwa air sampel ini tecemar oleh kontaminasi tinja.
2.2
Saran
Pada praktikum
selanjutnya diharapkan alat dan bahan yang disediakan lebih banyak dan
memungkinkan setiap praktikan untuk melakukan.
DAFTAR
PUSTAKA
Arisman.
2009. Keracunan makanan. Jakarta: IKAPI
Singgih.
2008. Standar mikrobiologi dan uji mikrobiologi untuk bahan dan produk farmasi.
http://download.fa.itb.ac.id. [8-5-2012]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar