PENGARUH SUHU DAN SALINITAS TERHADAP
PERTUMBUHAN BAKTERI
Disusun
oleh :
Aslia
C14100090
TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN
PERIKANAN BUDIDAYA
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Karakteristik
dan sifat dari setiap bakteri berbeda-beda. Karakteristik bakteri biasanya
sesuai denga habitat hidupnya. Beberpa jenis bakteri bersifat toksik kepada
biota perairan. Factor yang mempengaruhi kehidupan bakteri berasal dari dalam
tubuh bakteri tersebut dan ada juga pengaruh dari factor lingkungannya. bakteri
yang hidup dalam media yang tidak sesuai akan menghambat pertumbuhannya atau
dapat menyebabkan kematian.
Factor
pertumbuhan bakteri yang akan diuji adalah suhu dan salinitas yang tergolong
kedalam factor fisik lingkungan. Masing-masing bakteri akan tumbuh baik pada
kadar optimumnya. Bakteri yang dapat menyesuaikan diri akan tetap bertahan
hidup dan tumbuh dengan baik. Bakteri yang tidak dapat mentolerir kadar
perlakuan yang diberikan maka akan mengalami kematian (tidak tumbuh).
Dalam
budidaya, mengetahui sifat dan karakteristik bakteri ini sangat berguna dalam
pencegahan dan penanggulangan penyakit.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati pengaruh suhu
dan salinitas terhadap viabilitas bakteri.
II. METODOLOGI
2.1 Waktu
dan Tempat
Praktikum dasar-dasar mikrobiologi
akauatik dengan judul pengaruh suhu dan salinitas terhadap pertumbuhan bakteri dilakukan pada hari Rabu, 9 Mei 2012 pukul 07.00 dan
pengamatan pada hari Kamis, 10 Mei 2012 di
laboratorium lingkungan Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum
ini adalah cawan petri, jarum ose, incubator suhu bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah media TSA, biakkan cairan bakteri aeromonas sp. dan
bacillus sp. dalam eppendorf, dan garam dapur.
2.3 Prosedur Kerja
2.3.1
Uji Pengaruh Suhu
Biakan bakteri cair di inkubasi pada 4 suh yang
berbeda yaitu suhu kamar, 4oC, 37oC, dan 70oC
dalam waktu 30 menit. Setiap biakan digores dalam cawan petri yang sudah
disiapkan untuk dua jenis bakteri. Hasil goresan diinkubasi dalam suhu kamar
selama 24 jam. Hasil bakteri yang tumbuh diamati.
2.3.2
Uji Pengaruh Salinitas
Cawan petri diisi dengan media TSA yang mengandung
NaCl dengan kadar 0%, 1,5%, 3%, dan 10%. Agar cawan yang sudah padat diberi
garis tengan pada sisi belakangnya untuk memudahkan penggoresan 2 jenis bakteri
yang berbeda. Bakteri tersebut digoreskan pada masing-masing cawan. Bakteri
hasil goresan diinkubasi selama 24 jam untuk dapat diamati.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Pengamatan pengaruh suhu terhadap bakteri dilakukan
dengan 4 suhu yang berbeda. Berikut merupakan hasil percobaan pengaruh suhu
yang dilakukan oleh kelompok 4:
Tabel 1. Hasil Pertumbuhan bakteri dengan perlakuan suhu
Kelompok
|
Perlakuan Suhu (°C)
|
Bakteri
|
|
Aeromonas
hydrophyla
|
Bacillus sp
|
||
4
|
4 °C
|
+
|
++
|
Suhu Kamar
|
+
|
+++
|
|
37 °C
|
++
|
+++
|
|
70 °C
|
-
|
+++
|
Keterangan :
- :
Tidak tumbuh
+ :
Tumbuh sedikit
++ :
Tumbuh banyak
+++ :
Tumbuh sangat banyak
Berdasarkan tabel diatas dapat dinyatakan bahwa
bakteri tumbuh sangat banyak pada suhu kamar, 37oC maupun 70oC.
bakteri aeromonas tidak mampu hidup pada suhu terlalu panas yaiu 70oC
dan tumbuh banyak pada suhu 37oC.
Pengamatan
pengaruh kadar salinitas terhadap pertumbuhan bakteri dilakukan dengan 4 kadar
salinitas yangberbeda. Berikut merupakan hasil pertumbuhan bakteri yang
dilakukan oleh kelompok 4:
Tabel 2. Hasil Pertumbuhan bakteri dengan perlakuan salinitas
Kelompok
|
Perlakuan Salinitas (%)
|
Bakteri
|
|
Aeromonas
hydrophyla
|
Bacillus sp
|
||
4
|
0
|
++
|
+++
|
1.5
|
+
|
++
|
|
3
|
+++
|
++
|
|
10
|
-
|
_-
|
Berdasarkan tabel diatas dapat dinyatakan bahwa
pertumbuhan bakteri Bacillus
sp yang paling baik adalah pada kadar salinitas 0 dan
akan mati pada kadar Salinitas yang mencapai 10ppt. bakteri Aeromonas
hydrophyla tumbuh sangat baik pada kadar salinitas 3ppt, dan akan mati pada
salinitas mencapai 10 ppt.
3.2 Pembahasan
Setiap organisme memiliki
kemampuan tersendiri dalam mempertahankan hidupnya. Kehidupan bakteri dapat
dipengaruhi oleh factor-faktor yang berasal dari dalam dirinya sendiri maupun
berasal dari lingkungan. Factor tersebut bisa berbentuk bahan organik dan
makhluk hidup lainnya (biotic) dan ada juga factor yang berasal dari benda mati
(abiotik). Factor biotic yang berasal dari dalam tubuhnya sendiri adalah bentuk
mikroorganisme, sifat fisik dan kimianya terutama kemampuannya menyesuaikan
diri terhadap perubahan lingkungan. Factor biotic yang berasal dari lingkungan
adalah mikro organism lain dan lingkungan tempat hidupnya. Factor abiotik
terdiri dari susunan dan jumlah senyawa yang ada dalam media hidupnya,
lingkunya fisik yaitu suhu, salinita,s kelembapan, dan cahaya. Keadaan
lingkungan yang tidak sesuai dapat bersifat tosik, dalam kadar yang tinggi
dapat menyebabkan kematian (anonim, 2011).
Setiap bakteri memiliki kemampuan
yang berbeda untuk menanggulangi perubahan lingkungan. Sejumlah bakteri mampu
bertahan dalam suhu dan salinitas tinggi, namun ada juga bakteri yang biasa
hidup dalam kadar suhu dan salinitas yang rendah. Bakteri yang digunakan dalam
praktikum kali ini adalah berasal dari genus bacillus. Bakteri ini memiliki
cirri-ciri dengan koloni berwarna putih susu. Sel bulat dengan tepian keriput.
Selnya berbentuk batang dan lurus memiliki ukuran 0,5-2,5 x 1,2-10 µm. pada
pewarnaan gram bakteri ini bersifat gram +, dapat bergerak, menunjukkan hasil
positif terhadap uji katalase dan oksidase. Suhu optium dalam melangsungkan
kehidupannya adalah sekitar 30-37oC. salinitas yang paling baik
untuk kehidupannya adalah 1-3% (feliatra dkk. 2004). Percobaan suhu menunjukkan
bakteri ini dapat bertahan pada suhu hingga 70oC. hal ini
dimungkinkan pada saat pemanasan suhu yang si inkubasikan tidak bertahan
konsisten, sehingga ada panas yang hilang dari dalam biakan media.
Bakteri uji aeromonas dipercaya
dapat menyebabkan penyakit pada ikan. Bakteri ini bersifat toksik pada ikan.
Bakteri ini menyerang ikan pada stadia kecil hingga besar sehingga sering
terjadi kematian missal. Bakteri ini biasa dibiakkan dalam media TSA dengan
suhu 37oC (Widjojo, 2009).bakteri ini tergolong kedalam bakteri gram
negative. Bakteri ini dapat hidup dalam kadar salinitas dibawah 1,5% namun
dalam hasil percobaan didapat salinitas 3% hal ini mungkin terjadi kesalahan
pada media. Dalam perconaan suhu hal ini sesuai dengan hasil percobaan
perkembangbiakkan bakteri ini yang tumbuh paling banyak pada suhu 37oC.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2011. Factor biotic dan abiotik yang mempengaruhi pertumbuhan
bakteri. http://www.artikelkimia.info/faktor-biotik-dan-abiotik-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri-24060607112011. [15-5-2012]
Feliatra. 2004. Isolasi dan identifikasi bakteri probiotik dari kerapu
macan dan upaya efisiensi pakan ikan. Jurnal. Jurnal akuakultur Indonesia.
Husein, Ahmad.
1993. Gambaran Darah Ikan Lele Dumbo (Clarias sp) yang Disuntik Bakteri
Aeromonas hydrophila Galur Virulen Lemah (Sonifikasi) Secara Intramuskuler. Skripsi.
Deparetemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB.
Bogor.
Widjojo.
2009. Tips membasmi bakteri aeromonas hydrophyla. http://www.infoagrobisnis.com/2009/. [15-5-2012]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar