PENGARUH BAHAN ANTIMIKROBA
TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI
Disusun
oleh :
Aslia
C14100090
TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN
PERIKANAN BUDIDAYA
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pertumbuhan bakteri dalam organism budiaya terkadang menjadi suau
masalah, bahkan bisa bersifat toksik dan menyebabkan kematian terhadap organism.
untuk mencegah, menghambat dan mematikan mikroba pada organisme harus diketahui
terlebih dahulu sifat bakteri yang akan dihambat pertumbuhannya dan kemampuan
dari bahan antibakteri yang akan digunakan. Beberapa bahan antimikroba yang
biasa ditemui adalah alcohol, fenol, formalin dan masih banyak lagi.
Zat
antibakteri member respon yang berbeda terhadap mikroba. Beberpa cara yang
digunakannya adalah dengan mendenaturasi protein, merusak membrane, menghambat
sintesis protein, merusak dinding sel, dan laing-lain.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati pengaruh
berbagai bahan antimikroba terhadap viabilitas bakteri.
II. METODOLOGI
2.1 Waktu
dan Tempat
Praktikum
dasar-dasar mikrobiologi akauatik dengan judul pengaruh bahan antimikroba terhadap pertumbuhan
bakteri dilakukan pada hari
Rabu, 16
Mei 2012 pukul 07.00 dan
pengamatan pada hari Kamis, 17 Mei 2012 di
laboratorium lingkungan Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum
ini adalah cawan petri, kertas saring steril, pinset, pipet steril, batang
penyebar. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah biakkan cairan
bakteri aeromonas sp. dan bacillus sp.
formalin 10%, alcohol 70%, clofomfenicol, PBS, dan meniran 6ppt.
2.3 Prosedur
Kerja
Suspense
bakteri sebanyak 0,1 ml diambil dari medi TSA lalu disebar merata dalam cawan
petri. Pinset dibakar dengam api bunsen, lalu kertas diambil dan dicelupkan kedalam
larutan formalin. Pengambilan kertas dilakukan sebanyak 5 kali,yaitu satukali
untuk setiap bahan antimikroba. Kertas saring tersebut diletakaan dalam cawan
petri denan diberi jarak antar kertas. Biakan bakteri diinkubasi selama 24jam.
Bakteri yang tumbuh dan daerahn bening yang timbul diamati.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Percobaan anti bakteri dilakukan terhadap
dua jenis bakteri dengan 4 bahan antibakteri yang berbeda. Berikut merupakan
hasil dari pengamatan pengaruh bahan anti mikroba terhadap pertumbuhan bakteri aeromonas hydrophila dan bacillus sp:
Tabel
1. Pengaruh bahan antimikroba
terhadap pertumbuhan bakteri
No
|
Bahan Antimikroba
|
Zona Bening
|
|
Aeromonas hydrophila
|
Bacillus sp.
|
||
1
|
Formalin 10%
|
1.1
|
0.8
|
2
|
Alkohol 70%
|
0.7
|
0.7
|
3
|
Cloromfenicol
|
1.1
|
1.4
|
4
5
|
PBS
Meniran 6 ppt
|
-
0.9
|
0.7
0.6
|
Pada bakteri aeromonas hydrophila media formalin dan cloromfenicol
menghasilkan diameter bening yang paling luas yaitu 1,1 sedangkan media PBS
tidak terjadi diameter bening. Pada bakteri bacillus sp media cloromfenicol
menghasilkan diameter lingkar bening sebesar 1.4 sedangkan diameter lingkar
terkecil terjadi pada media meniran 6ppt.
Gambar 1.
Bakteri Bacillus
sp Gambar 2. Bakteri Aeromonas
hydrophila
3.2 Pembahasan
Zat
anti mikroba adalah zat yang da[pat menghambat atau membunuh berbagai jenis
mikroba patogen. Menurut yanti (2008) beberapa factor yang dapat mempengaruhi
kinerja dan kemampuan suatu zat dalam menghambat mikroba adalah konsentrasi
bahan yang digunakan/ media, waktu yang dibutuhkan untuk setiap jenis mikroba
berbeda, pH yang dapat mempengaruhi organism dan bahan kimianya, temperature
yang tinggi biasanya akan mempercepat laju pembunuhan bakteri, sifat dan
karekteristik dari setiap bakteri yang berbeda-beda, usia organism yang dapat
mempengaruhi daya tahan bakteri tersebut, dan bahan ekstrak yang terdapat dalam
mikroba seperti darah atau nanah akan membantu laju pembunuhan bakteri.
Meniran
merupakan salah satu bahan yang berfungsi sebagai zat antimikroba. Beberapa
Negara seperti brazil dan jepang meneliti bahwa meniran mengandung zat senyawa
lignin seperti seperti filantin, hipofilantin,
nirantin, nirtetralin, nirfilin, filtetralin, lintetralin, isotetralin, dan
filnirurin. meniran juga memiliki kandungan senyawa bioflafonoid, alkoloid dan
kelompok senyawa steroid seperti
estradiol dan sitosterol. Berdasarkan bahan-bahan kandungannya tersebut meniran
sering dijadikan obat-obatan tradisional. Meniran juga bersifat anti karsinogen
sehingga dapat mencegah penyakit kanker.
Setiap bakteri memiliki cirri-ciri dan
ketahanan tersendiri dalam merespon keadaan disekitarnya. Factor lingkungan
yang sangat berpengaruh terhadap bakteri diantaranya pH, suhu, salinitas dan
kebutuhannya terhadap oksigen. Suhu, satu jenis bakteri biasanya memiliki
rentang suhu yang tidak terlalu luas, sensitifitasnya terhadap suhu dipengaruhi
oleh enzim dalam tubuhnya. Selama proses penumbuhan bakteri, kadar pH dapat
berubah naik dan turun sesuai dengan komposisi media yang digunakan. Fluktuasi
pH dapat dicegah dengan penambahan buffer. Berdasarkan kebutuhan bakteri
terhadap oksigen, sifat tersebut dibagai dalam sifat aerob yaitu mutlak
membutuhkan oksigen, anaerob yaitu mutlak tidak butuh oksigen, dan aerob
fakultatif yaitu dapat hidup dalam keadaan oksigen yang sedikit. Factor oksigen
terbut juga dapat dijadikan cara untuk mencegah pertumbuhan bakteri, yaitu
dengan contoh memberi perlakuan oksigen pada bakteri yang bersifat anaerob
(yanti. 2008). Bakteri yang digunakan dalam praktikum ini adalah bakteri Bacillus sp. dan Aeromonas hidrophilla. Bakteri dari
genus Bacillus memiliki
cirri-ciri dengan koloni berwarna putih susu. Sel bulat dengan tepian keriput.
Selnya berbentuk batang dan lurus memiliki ukuran 0,5-2,5 x 1,2-10 µm. pada
pewarnaan gram bakteri ini bersifat gram +, dapat bergerak, menunjukkan hasil
positif terhadap uji katalase dan oksidase. Suhu optium dalam melangsungkan
kehidupannya adalah sekitar 30-37oC. salinitas yang paling baik
untuk kehidupannya adalah 1-3% (feliatra dkk. 2004).
Bakteri yang kedua adalah Aeromonas
hidrophylla, bakteri ini
tergolong kedalam bakteri gram negative. Bakteri ini dapat hidup dalam kadar
salinitas dibawah 1,5% namun dalam hasil percobaan didapat salinitas 3% hal ini
mungkin terjadi kesalahan pada media. Dalam perconaan suhu hal ini sesuai
dengan hasil percobaan perkembangbiakkan bakteri ini yang tumbuh paling banyak
pada suhu 37oC.
Formalin dan cloromphenicol
menghasilkan diameter yang paling besar dalam menghambat pertumbuhan bakteri
aeromonas hydrophilla, artinya formalin dan cloromphenicol berperan ampuh dalam
membunuh bakteri ini dibandingkan dua bahan antimikroba yang lainnya. Bahan PBS
tidak menghasilkan lingkaran bening, dapat diindikasikan bahwa baha yang
terkandung dalam PBS masih mampu ditolelir oleh aeromonas sehingga ia masih
dapat tumbuh. Pada bakteri bacillus,
bahan yang menghasilkan lingkaran paling luas adalah cloromphenicol dan
diamerter paling kecil adalah bahan meniran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Aris
(2011) bahwa cloromphenicol merupakan bahan bakteriostatik dalamkadar tinggi
akan menjadi bersifat bakteisid. Cloromphenicol menghambat pertumbuhan bakteri
dengan cara mengikat ribosom subunit 50s dalam pembentukan ikatan peptide.
Bahan ini sangat ampuh pada bakteri gram positif dan beberapa bakteri gram
negative bersifat aerob contohnya Salmonella, H. influenzae, N. Meningitidis, dan Vibrio cholerae.
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Untuk menghambat pertumbuhan mikroba
haruslah disesuaikan antara sifat dari mikroba yang yang akan dihambat
pertumbuhannya dengan bahan antimikroba yang akan diguanakan. Untuk bakteri Aeromonas hidrophilla, bahan antimikroba
yang sesuai adalah formalin 10% dan cloromphenicol, sedangkan untuk bakteri Bacillus sp. bahan antimikroba yang baik
adalah cloromphenicol.
4.2 Saran
Pada praktikum
selanjutnya diharapkan alat yang disediakan dapat berfungsi dengan baik
sehingga tidak menghambat jalannya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Aris. 2011. Cloromphenicol obat generic. http://www.arisclinic.com/2011/10/chloramphenicol/ [22-5-2012]
BBPBAT. 2010.
Penggunaan bahan antimikroba nabati meniran untukmeningkatkan daya tahan tubuh
ikan mas. http://www.kp3k.kkp.go.id/ttg/?m=3&dd=1039
[21-5-2012]
Feliatra. 2004. Isolasi dan identifikasi bakteri probiotik dari kerapu
macan dan upaya efisiensi pakan ikan. Jurnal. Jurnal akuakultur Indonesia.
Hamdiyati,
yanti. 2008.pertumbuhan dan pengendalian mikroorganisme. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196611031991012-YANTI_HAMDIYATI/Pertumbuhan_pada_mikroorganisme_II.pdf.
[21-5-2012]
Widjojo. 2009.
Tips membasmi bakteri aeromonas hydrophyla. http://www.infoagrobisnis.com/2009/. [15-5-2012]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar