PENCERNAAN
Kecernaan Pakan
Secara IN VIVO dan IN VITRO
Disusun oleh:
Aslia
C14100090
DEPARTEMEN
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2012
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap organisme pasti
membutuhkan energy, energy yang diperoleh berasal dari makanan yang ia
konsumsi. Makanan yang telah dikonsumsi akan dicerna terlebih dahulu.
Pencernaan merupakan proses pengolahan makanan menjadi bahan yang sangat
sederhana melalui proses fisik maupun kimiawi yang dilakukan oleh organ-organ
pencernaan dalam tubuh, untuk selanjutnya diserap oleh tubuh. Makanan hasil
serapan tubuh ini digunakan untuk melakukan proses metabolisme.
Uji
pencernaan akan dilakukan pada ikan. Alat pencernaan ikan meliputi mulut,
rongga mulut, faring, esophagus, lambung, philorus, usus, rectum, kloaka, dan
anus. Pada mulut, lambung dan usus terjadi proses pencernaan secara fisik.
Mulut melakukan gerakan mengunyah, mencabik atau menggerus makanan, lambung dan
usus selain melakukan mekanisme fisik dengan cara melakukan gerak lambung dan
usus, tetapi juga melakukan mekanisme kimiawi dengan cara mengeluarkan
emzim-enzim pencernaan. Hati dan pancreas merupakan organ yang dapat
menghasilkan enzim pencernaan. Hati memiliki kantung empedu yang menghasilkan
cairan empedu yaitu hasil sintesis hati berasal dari hemoglobin pada sel darah merah
tua. Cairan empedu berperan sebagai emulsifikator lemak. Pancreas menghasilkan
enzim protease, amylase, khitinase, dan lipase (Affandi, 2002).
1.2 Tujuan
Praktikum kali ini
bertujuan untuk mengetahui enzim mana yang paling banyak menghidrolisa protein dan
emulsifikator mana yang paling banyak mengemulsi lemak.
II.
METODOLOGI
2.1
Waktu dan Tempat
Praktikum fisiologi
hewan air dengan judul pencernaan, dilakukan pada hari Senin, tanggal 16 april
2012 bertempat di laboratorium fisiologi
hewan air, Departemen Manajemen Sumberdaya Perikanan, Institut Pertanian Bogor.
2.2
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
dalam praktikum ini adalah 6 buah tabung reaksi, timbangan, gelas ukur, alat
bedah, mortar, erlemeyer, kertas pH, kertas saring, pipet, corong, botol
semprot, lap, alat tulis.
Bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah ikan, ekstrak enzim kasar, HCL, NaOH, akuades,
daging ikan, ciran empedu, kuning telur ayam.
2.3
Prosedur Kerja
2.3.1
penyiapan crude enzim
2.3.1.1
Pepsin
Lambung
ikan diambil, dibedah lalu isinya dibuang dan dibersihkan dengan akuades.
Lambung dhamparkan ditempat datar untuk dikerok bagian dalam nya untuk dapat
mengambil mukosanya. Mukosa yang sudah dikumpulkan diblender dengan perbadingan
1:9 antara mukosa dengan akuades. Cairan enzim disaring dan di sentrifuse untuk
diambil supernatanya.
2.3.1.2
Papain
Papain
dalam bentuk bubuk dilarutkan dengan perbandingan 1:9 antara papain dengan
akuades.
2.3.1.3
Brolin
Bagian
buah nanas yang sudah rusak dihancurkan dengan blender. Ambil cairannya dan di
sentrifuse untuk mendapatkan supernatannya.
2.3.1.4
Pankreas
Pakreas
ayam biambil dan diblender dengan komposisi 1:9 antara pancreas dengan akuades.
Cairan disaring lalu di sentrifus untuk mendapatkan supernatannya. Enzim yang
didapat merupakan enzi protease yang
akan aktif pada pH netral.
2.3.2
Pencernaan Protein Secara Invitro dengan Menggunakan Berbagai Jenis Enzim
Lima
tabung reaksi disiapkan dan masing-masing diisi dengan 3 potong kecil daging
ikan serta 3 ml akuades. Tabung 1 sebagai control, tabung 2 dimasukkan ezim
pepsin, tabung 3 diberi enzim papain, tabung 4 diberi enzim brolin,tabung 5
diberi enzim pancreas dengan 5 tetes HCL. Setiap 15 menit selama 1 jam tabung
dikocok. Setelah 1 jam, isi tabung disaring dan diamati.
2.3.3
Pencernaan Lemak secara Invitro dangan menggunakan Enzim Pankreatik
2.3.3.1
Enzim Pankeras
Pancreas ayam
dihancurkan dengan blender dengan penambahan air dalam perbandingan 1:9. Cairan
diambil lalu disentrifuse untuk mendapatkan supernatannya. Enzim yang dihasilkan
merupakan enzim protease dan akan aktif apda pH netral.
2.3.3.2
Penyiapan Emulsifikator
Cairan empedu
ikan dan bagian kuning telur dari telur ayam diambil lalu dikumpulkan dalam
wadah.
2.3.3.3
Pencernaan Lemak Secara invitro
Tiga buah tabung
reaksi disiapkan dan ditambahkan 5ml akuades serta 2ml minyak goreng dalam
masing-masing tabung. Tabung 1 ditambahkan dengan 1 ml akuades, tabung 2
ditambahkan cairan empedu, tabung 3 ditambahkan 1 ml kuning telur. Tabung
reaksi dikocok setiap 10 menit selama 1 jam.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Protein dapat dipecah dengan
berbagai ezim yang terdapat dalam tubuh. Berikut merupakan hasil uji pencernaan
protein dari 10 kelompok dengan menggunakan 2 enzim penguji:
Tabel 1. Hasil Pengukuran Pencernaan Protein oleh Enzim
Perlakuan
|
Kelompok
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
|
Kontrol
|
-
|
-
|
++
|
-
|
++
|
+
|
-
|
+
|
+
|
-
|
Brolin
|
++
|
++++
|
++++
|
++++
|
++++
|
+++
|
++
|
++
|
++++
|
+++
|
Pankreas
|
+++
|
+++
|
+++
|
+++
|
+++
|
++
|
++++
|
+++
|
+++
|
++
|
Keterangan
:
-
:bening
+ : tak berwarna
++ : agak keruh
+++
: keruh
++++ : sangat keruh
Berdasarkan tabel 1. Enzim brolin
menghasilkan warna yang paling keruh, selanjutnya yang keruh adalah enzim
pancreas, perlakuan control menhasilkan warna yang paling keruh diantara ketiga
perlakuan. Artinya enzim yang paling baik memecah protein adalah enzim brolin.
Tabel 2. Hasil Pengamatan
Emulsifikator Lemak
Pemecahan lemak dapat dilihat dari
kecepat emulsinya dalam memisah. Berikut merupakan hasil pengujian yang
dilakukan dengan 2 emulsifikator dalam waktu 60 menit:
Waktu/Perlakuan
|
Empedu
|
Kuning
Telur
|
Kontrol
|
10
|
++
|
+++
|
+
|
20
|
++
|
+++
|
+
|
30
|
++
|
+++
|
+
|
40
|
++
|
+++
|
+
|
50
|
++
|
+++
|
+
|
60
|
++
|
+++
|
+
|
Keterangan:
+ Cepat
++ Lambat
memisah
+++ Sangat
lambat memisah
Berdasarkan tabel 2 dapat dinyatakan
bahwa kuning lemak dengan kuing telur paling lama memisah, setelah itu empedu.
Artinya, kuning telur merupakan emulsifikator yang paling baik dalam pengujian
ini.
3.2
Pembahasan
Lipid merupakan kelmpok senyawa heterogen yang tidak
dapat larut dalam air tetapi larut dalam pelarut non polar seperti eter,
cloroorm dan benzene. Lemak merupakan cadangan energy yang baik dalam tubuh
yang disimpan dalam jaringa lemak (Affandi, 2002).
Berdasarkan
percobaan, kuning telur merupakan pengemulsi lemak yang palin baik, kuning
telur dapat mengikat lemak lebih kuat dibandingkan dengan caira empedu, namun
kuning telur secara alami tidak terdapat dalam tubuh. Pengemulsian lemak dengan
menggunakan kuning telur hanya bisa dilakukan dalam pencernaan invitro saja, bisa
bermanfaat dalam proses pemasakan atau bidang kedokteran. Secara alaami tubuh
menghasilkan enzim yang dapat memecah lemak seperti yang dijelaskan oleh Ika
(2011) lemak dalam tubuh dicerna oleh enzim yang dihasilkan oleh hati. Dalam
cairan empedu mengandung kolesterol, lemak, hormon pelarut lemak dan lestisin.
Lemak dipecah dalam usus halus dengan batuan cairan empedu yang disimpan dan
disalurkan melalui kantung empedu. Hati memiliki ductus brilialis yaitu saluran
yang akan membawa cairan empedu menuju usus. Getah empedu merupakan hasil
perombakan darah merah yang sudah tua.
Protein harus dipecah terlebih dahulu sebelum dapat
diserap oleh tubuh. Sintesis protein alam tubuh ikan terjadi pada hati, insang,
usus, ginjal, dan limfa. Enzim yang melakukan sintesis protein adalah amino acyl tRNA synthase. Sintesis protein
juga dipengaruhioleh factor abiotik seperti suhu, salinitas, dan oksigen
(Affandi, 2002). Fungsi hati dalam pemecahan protein adalah mengubah asam amino
menjadi energy untuk dpat dimanfaatkan oleh tubuh.
Secara alami, pencernaan protein terjadi dalam tubuh melalui
beberapa tahap. Pertama kali pencernaan protein terjadi di dalam lambung oleh
enzim pepsin yang di ekskresikan oleh getah lambung. Enzim memecah senyawa
protein menjadi proteosa dan pepton. Setiap enzim memiliki peranan yang khusus
dalam mekanisme pencernaan protein, hasil dari mekanisme pertama akan menjadi
substrat untuk mekanisme berikutnya, namun enzim juga memiliki penghambat yang
dapan menurunkan kinerja setiap enzim. Pepsinogen disekresi oleh sel-sel peptik dari proventrikulus
dan empedal, yang terjasi dalam pH 1,5 – 2. Konversi autokatalis
pepsinogen menjadi pepsin dilakukan oleh Asam hidrokhlorat proventrikulus dalam pH asam yaitu dibawah
5 (Nasution, 2010).
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Pencernaan berbagai jenis zat makanan dapat dilakukan
secara alami dengan berbagai enzim yang di ekskresikan oleh organ-organ tubuh.
Pencernaan juga bisa dilakukan secara invitro dengan penambahan enzim. Enzim
yang paling baik untuk mencerna protein adlah brolin. Emulsifikator lemak yang
paling baik adalah kuning telur.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi.
2002. Fisiologi Hewan Air. Pekan Baru: unri press
Anonim.2011.
mengenal fungsi utama hati. http://www.smallcrab.com/kesehatan/628-mengenal-fungsi-utama-hati
Ika,
iklimah. 2011. System ekskresi. http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/SistemEkresi_iklimahikaretnaningtyas_14335.pdf
Nasution, sumiati. 2010. Pencernaan dan
penyerapan protein. http://ict.unimed.ac.id/belajarbareng/repositori/fmipa/biologi/306-pencernaan-dan-penyerapan-protein.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar