Senin, 06 Agustus 2012



ISOLASI BAKTERI DAN FUNGI DARI LINGKUNGAN AKUATIK


Di susun oleh:

Aslia

C14100090




TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN BUDIDAYA

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012


I.                   PENDAHULUAN

1.1  Latar Beakang

Dalam suatu perairan mengandung sangat banyak jenis bakteri dan jamur. Berbagai mikro organism tersebut hidup bersimbiosis baik itu mutualisme maupun saling memangsa dan membuat suatu ekosistem perairan bersama biota lainnya.

Untuk mengidentifikasi suatu jenis mikro organisme dilakukan dengan cara memisahkannya dari jenis mikro organisme lainnya dan menjadikannya biakan murni,  yaitu media yang hanya terdiri dari satu jenis bakteri. Oleh karena itu harus dilakukan pemisahan satu jenis bakteri yang diinginkan dan dikultur menjadi biakan murni. Teknik isolasi bakteri ada dua yaitu teknik cawan gores dan cawan tuang. Isolasi bakteri pada perairan bisa juga melalui media kulturnya. Untuk mengkultur jenis bakteri tertentu bisa menggunakan medium yang spesifik untuk bakteri yang akan di kultur.

Teknik isolasi yang digunakan dalam praktikum ini adalah teknik cawan gores. Prinsip yang digunakan adalah mengencerkan bakteri hingga bakteri terpisah dalam cawan petri.



1.2  Tujuan

Mempelajari cara mengisolasi bakteri dari lingkungan akuatik dengan metode penggoresan kwadran serta mengamati cirri-ciri koloni bakteri yang tumbuh.


II.                METODOLOGI

2.1  Waktu dan Tempat

Praktikum dasar-dasar mikrobiologi akuatik dengan judul isolasi bakteri dan fungi dari lingkungan akuatik dilakukan pada hari Rabu, 14 Maret 2012 di laboraturium kesehatan ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultak Perikanan dan Ilmu Kelautan, Intitut Pertanian Bogor.



2.2  Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah lup inokulasi, kaca pennyebar, bunsen, cawan petri. Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah media TSA, SWC, TCBS, EMBA, dan GYA. Air laut, air sungai dan air kolam digunakan sebagai bahan sampel.



2.3  Prosedur Kerja

Siapkan media yang akan menjadi tempat pengisolasian. Buat goresan kwadran pada bagian dasar cawan petri. Tempelkan label yang bertuliskan nama, kelompok, dan media pada bagian samping tutup cawan petri. Ambil cawan petri yang berisikan media kultur. Panaskan sekeliling tutup cawan petri dengan memutarnya. Panaskan pula lup ose yang akan digunakan hingga memijar. Diamkan sebentar lup agar bakteri tidak mati. Celupkan lup ke dalam air sampel. Goreskan lup pada media agar di kuadran nol. Panaskan kembali lup hingga berpijar, tunggu sebentar lalu gorekan pada media di kwadran kedua dengan bersumber dari bagian ujung kwadran nol. Begitu seterusnya hingga kwadran kelima.

III.             HASIL DAN PEMBAHASAN



3.1  Hasil

Pengisolasian bakteri dilakuakan dengan lima sampel berbeda. Dengan pengerjaan sebanyak tujuh kali dengan lima bakteri dan dua fungi. Berikut hasil isolasi mikro organisme kelompok empat:

Nama
Asal sampel
Media
Koloni yang timbul
Bentuk
Tepian
Elevasi
Aslia
Air laut
SWC




Agas
Air laut
TCBS




Nita
Air kolam
TSA




Elvani
Air kolam
TSA




Asih
Fungi
GYA

Tidak tumbuh
Tidak tumbuh
Tidak tumbuh
Bopont
Fungi
GYA

Tidak tumbuh
Tidak tumbuh
Tidak tumbuh
Dio
Air laut
SWC







            Isolasi pada fungi tidak berhasil dilakukan, karena tidak ada satupun fungi yang tumbuh pada media. Bakteri air laut pada media swc berbentuk bulat, tepian licin dan elevasi cembung. Isolasi bakteri air laut pada media TCBS tumbu bakteri berbentuk tidak beraturan, tepian bergerigi dan elevasi seperti tombol. Air kolam pada media tsa milik nita berbentuk bulat, tepian licin, dan elevasi cembung. Bakteri air kolam milik elvani berbentuk bulat, tepian licin dan elecasi tumbuh ke dalam media.



3.1 Pembahasan

            Ada bermacam macam metode yang dapat digunakan untuk mengisolasi mikroba. Beberapa caranya adalah isolasi tunggal, isolasi gores, isolasi tebar, isolasi tuang. Teknik isolasi yang digunakan dalam praktikum ini adlah metode cawan gores tujuan utama dari penggoresan untukmenghasilkan bakteri yang terpisah dari air sampelnya yang berupa suspensi sel yang pekat. Cara ini memiliki beberapa keuntungan, diantaranya lebih ekonomis dan waktu pengerjaan yang singkatn namun juga membutuhkan keterampilan saat melakukan penggoresan (Sari, 2009).  Metode yang dijalankan dengan baik akan menghasilkan biakan yang terdiri dari satu jenis bakteri dan bersel tunggal (anonim, 2008).

            Memperoleh biakan murni dari suatu sampel sangatlah penting untuk mempermudah pengamatan, mempermudah dalam mengkultur bakteri berdasarkan sifat-sifatnya. Identifikasi bakteri juga berguna dalam penentuan tindakan yang akan dilakukan pada organisme untuk penyembuhan mikro organism yang bersifat pathogen.

            Media yang digunakan dalam mengisolasi bakteri air tawar adalah TSA (tripticase soy agar) yang bersifat general dalam jenis bakteri yang dapat tumbuh. SWC ( sea water complete) merupakan media racikan yang digunakan untuk bakteri air laut yang bersifat general. Komposisi SWC terdiri dari ekstrak yeast, gliserol, bacto pepton, air laut, akuades, glucose bacto agar. TCBS(thiosufat citrate bilt salt sucrose) merupakan media untuk air laut yang bersifat spesifik untuk bakteri genus Vibrio, Alginoliticus. Komposisinya terdiri dari ekstrak ragi, protesase protein, sodium citrate, sodium thiosulfat, cromtimol blue, agar. EMBA (eosin metilen blue agar) yaitu medium yang digunakan untuk bakteri spesifik yaitu dari kelas cloliform. GYA (glucose yeast agar) merupakan media untuk menumbuhkan khamir atau kapang tetapi tidak spesifik jenisnya.

            Bakteri yang biasa hidup di lingkungan air laut adalah beberapa jenis fibrio yang bersifat pathogen dengan cara mengeluarkan toksin ganas yang dapat mematikan pada manusia. Penularan terhadap manusia biasanya lewat organism akuatik. Berikut nama vibrio yang terinfeksi dalam ikan Vibrio alginolyticus, V. damsela, V. charchariae, V.anguilarum, V. ordalli, V. cholerae, V. salmonicida, V. vulnificus,V. parahaemolyticus, V. pelagia,V. splendida, V. fischeri dan V. harveyi. (Austin 1993 dalam feliatra 1999). V. cholera berasal dari air tawar dan terbukti memnyebabkan penyakit muntaber.

            Hasil pengisolasian bakteri belum terlaksana sempurna, karena masih banyak bakteri yang bergumpal dan bercampur dengan bakteri lainnya. Fungi tidak berhasil ditumbuhkan. Hal ini bisa disebabkan oleh kurang terampilnya praktikan dalam menggoreskan lup inokulasipada media.

IV.             KESIMPULAN DAN SARAN



4.1  Kesimpulan

Teknik isolasi bakteri denganmetode cawan gores memerlukan keterampilan dalam pengerjaannya agar bakteri yang di dapat bersifat tunggal. Bakteri biasa hidup berkoloni, setiap koloni memiliki betuk, tepian dan elevasi yang berbeda yang dapat mencirikan jenisnya.



4.2  Saran

Dalam pengerjaan praktikum selanjutnya bisa dilakukan lebih teliti lagi dan memerlukan keterampilan agar berhasil dengan baik.



DAFTAR PUSTAKA


Feliatra . 1999. IDENTIFIKASI BAKTERI PATOGEN (Vibrio sp) DIPERAIRAN NONGSA BATAM PROPINSI RIAU. Universitas Riau. Jurnal Natur Indonesia 1I (1): 28 - 33 (1999)



Sari, noorkomala. 2009. Teknik Isolasi Mikroorganisme. http://www.scribd.com/loocev/d/24589708-Teknik-Isolasi-M-O. [20-3-2012]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar