KARAKTERISASI FUNGI
Disusun oleh :
Aslia
C14100090
DEPARTEMEN
BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2012
1.2
Tujuan
Tujuan
praktikum dari praktikum ini
untuk mengetahui bentuk
dan penataan fungi (khamir
dan kapang).
II.
METODOLOGI
2.1 Waktu dan
Tempat
Praktikum dasar-dasar mikrobiologi akauatik dengan
judul karakterisasi fungi dilakukan pada hari Rabu, 18 April 2012 di
laboratorium lingkungan Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
2.2
Alat dan Bahan
Alat
yangdigunakan dalam praktikum ini adalah gelas, objek, gelas penutup, mikroskop,
jarum inokulum, dan bunsen. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
biakan murni khamir, akuadesh steril, laktofenol, media GY, larutan biru
metilin,dan alcohol 70%.
2.3
Prosedur Kerja
2.3.1 Khamir
Gelas
objek dan gelas penutup dibersihkan dan diberi 1 tetes larutan biru metilen
pada bagian tengah gelas objek. Ose suspense khamir dicampurkan dalam zat warna
hingga rata lalu tutup dengan penutup gelas tanpa terdapat gelembung. Bentuk
sel diamati di bawah mikroskop. Sel yang berwarna biru menandakan bahwa selnya
mati.
2.3.2 Kapang
Gelas objek dan gelas penutup
dibersihkan, laktofenol diteteskan pada gelas objek. Koloni yang sudah
disiapkan diteteskan engan rata di atas larutan. Larutan ditutup dengan gelas
penutup. Struktur kapang diamati dibawah mikroskop dan digambar.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Penghitungan
jumlah khamir yang mati dilakukan dengan pengamatan melalui 5 sudut pandang.
Hasil yang diperoleh merupakan gabungan dari 12 kelompok dalam 1 kelas, berikut
jumlah sel hidup, mati, persentasi sel, dan gambar hasil pengamatan:
Tabel 1 Hasil pengamatan khamir
Kelompok
|
Jumlah
|
Persentase sel mati
|
Foto
|
|
Sel hidup
|
Sel mati
|
|||
1
|
66
|
93
|
58.65
|
|
2
|
33
|
41.2
|
55.52
|
|
3
|
7.4
|
23.6
|
76.13
|
|
4
|
77
|
42
|
32.29
|
|
5
|
10
|
25
|
71,43
|
|
6
|
2.6
|
9.3
|
78.15
|
|
7
|
18
|
54.6
|
75.20
|
|
8
|
65.6
|
61.8
|
48.51
|
|
9
|
40
|
19.8
|
33.11
|
|
10
|
62
|
25
|
28.74
|
|
11
|
38.2
|
68.4
|
64.17
|
-
|
12
|
30.4
|
50.8
|
62.56
|
|
Jumlah sel hidup
terbanyak terdapat pada kelompok 4 yaitu sebesar 77 sel. Jumlah sel mati
terbanyak terdapat pada kelompok 1 yaitu ebesar 93 sel. Persentase sel mati
terbesar pada kelompok 6 sebesar 78,15.
Tabel 2. Hasil pengamatan kapang
Kelompok
|
Jenis
|
Foto
|
Keterangan
|
|
Non-akuatik
|
Akuatik
|
|||
1
|
Aspergillus sp
|
Saproglenia sp
|
Aspergillus sp
Saproglenia sp
|
Hifa terlihat
Hifa tidak terlihat
|
2
|
Aspergillus sp
|
Saproglenia sp
|
Aspergillus sp
Saproglenia sp
|
Hifa terlihat
Hifa tidak terlihat
|
3
|
Aspergillus sp
|
Saproglenia sp
|
Aspergillus sp
Saproglenia sp
|
Hifa terlijhat
Hifa tidak terlihat
|
4
|
Aspergillus sp
|
Saproglenia sp
|
Aspergillus sp
Saproglenia sp
|
Hifa terlihat
Hifa tidak terlihat
|
5
|
Aspergillus sp
|
Saproglenia sp
|
Aspergillus sp
Saproglenia sp
|
Hifa terlihat
Hifa tidak terlihat
|
6
|
Aspergillus sp
|
Saproglenia sp
|
Aspergillus sp
Saproglenia sp
|
Hifa terlihat
Hifa tidak terlihat
|
7
|
Aspergillus sp
|
Saproglina sp
|
Aspergillus
sp
Saproglenia
sp
|
Hifa terlihat
Hifa tidak terlihat
|
8
|
Aspergillus sp
|
Saproglenia sp
|
Aspergillus sp
Saproglenia sp
|
Hifa terlihat
Hifa tidak terlihat
|
9
|
Aspergillus sp
|
Saproglenia sp
|
Aspergillus sp
Saproglenia sp
|
Hifa terlihat
Hifa tidak terlihat
|
10
|
Aspergillus sp
|
Saproglenia sp
|
Aspergillus sp
Saproglenia sp
|
Hifa terlihat
Hifa tidak terlihat
|
11
|
Aspergillus sp
|
Saproglenia sp
|
Aspergillus sp
Saproglenia sp
|
Hifa terlihat
Hifa tidak terlihat
|
12
|
Aspergillus sp
|
Saproglenia sp
|
Aspergillus sp
Saproglenia sp
|
Hifa terlihat
Hifa tidak terlihat
|
Tabel menunjukkan bahwa
aspergillus sp. Memiliki hifa yang dapat terlihat. Hifa Saprolegnia sp. tidak
dapat terlihat pada pengamatan.
3.2 Pembahasan
Jamur
atau fungi merupakan organism eukariot berbentuk benang. Fungi ada yang bersel
tunggal (unisel) atau bersel banyak (multisel). Sruktur sel jamur tidak berklorofil
dan terdiri dari zat kitin,jaringan sel jamur belum dapat berdiferensiasi.
Sumber energy jamur berasal dari senyawa kimia organic olehkarena itu ia
bersifat kemoorganoheterotrof. Jamur membutuhkan oksigen selama hidupnya karena
ia bersifat aerobic. Ada jamur yang hidup di tanah dan ada jamur yang hidup di
air secara bebas atau bersimbiosis sebagai saprofit dengan hewan, tumbuhan, dan
manusia (Sumarsih, 2003).
Aspergillus terlihat memiliki hifa sedangkan
saprolegnia tidak memiliki hifa. Sesuai pendapat Nagahama,
dalam Retno (2008) kapang dan khamir secara morfologi hampir sama, yang
membedakan adalah adanya miselium pada kapang karena ia merupakan organism yang
multiseluler. Khamir merupakan anggota dari kingdom eumycota yang hidupnya
tersebar di berbagai habitat yaitu pada perairan tawar, laut dan mangrove.
Khamir merupakan organisme eukaryote, heterotrof, dan uniseluler. Dapat
dinyatakan bahwa aspergillus merupakan kapang sedangkan saprolegnia merupakan
khamir. Siklus hidup jamur berasal dari sel tunggal yang berkembang biak
dengan pertunasan. Reproduksi khamir berlangsung secara aseksual, dengan
askospora (Nurhayati dkk. 2004)
Contoh spesies dari kapang adalah Aspergillus spora nya
berwarna hitam-hijau, Penicillium spora berwarna biru-hijau dan Fusarium spora
berwarna hitam dengan atas putih yang merupakan organism bersifat heterotrof,
multiseluler yang memiliki hifa. Khamir biasa dimanfaatkan sebagai organism
untuk fermentasi.
Hifa merupakan struktur yang menyeruapi benang, didndingnya
berbentuk hifa yang menyelubungi membrane plasma dan sitoplasma. Sitoplasma
mengandung organel eukaryotic. Hifa dibatasi dengan sekat berupa septa. Dalam
septa terdapat lubang yang dapat dilewati ribosom, mitokondria dan inti sel. Hifa
yang membentuk jaringan disebut dengan misselium dan misselium yang akan
menyusun tubuh buah (Sutomo, 2000)
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Khamir
memiliki ukuran 4-20 kali dari ukuran bakteri, ada yang berbentuk bulat,
silindris, elips, dan lain-lain. Kapang memiliki misselium yang disebut dengan
hifa yang berfungsi untuk mengekstrak nutrient, dan hifa khusus yang dapat
membentuk spora.
4.2 Saran
Alat dan bahan yang disediakan jumlahnya lebih
banyak, sehingga setiap praktikan dapat mencoba.
DAFTAR PUSTAKA
Sumarsih, sri.
2003. Diktat kuliah mikrobiologi dasar. http://jurnalpdf.info/pdf/morfologi-khamir.html#. [24-4-2012]
Retno, Anisa.
2008. Identifikasi khamir. www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/...003...Identifikasi%20khamir. [24-4-2012]
Nurhayati dkk.
2004. Keanekaragaman khamir pendegradasi minyak hasil isolasi dari pelabuhan
tanjung perak Surabaya. Jurnal. Berk. Penel. Hayati: 9 (87-91).
Sutomo.
2000. Cirri-ciri umum jamur. http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0024%20Bio%201-5a.htm. [24-4-2012]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar