Senin, 06 Agustus 2012

karakterisasi fungi


KARAKTERISASI FUNGI


Disusun oleh :

Aslia

C14100090


DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012


1.2         Tujuan

Tujuan praktikum dari praktikum ini untuk mengetahui bentuk dan penataan fungi (khamir dan kapang).

II.  METODOLOGI



2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dasar-dasar mikrobiologi akauatik dengan judul karakterisasi fungi dilakukan pada hari Rabu, 18 April 2012 di laboratorium lingkungan Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

2.2  Alat dan Bahan

Alat yangdigunakan dalam praktikum ini adalah gelas, objek, gelas penutup, mikroskop, jarum inokulum, dan bunsen. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah biakan murni khamir, akuadesh steril, laktofenol, media GY, larutan biru metilin,dan alcohol 70%.

2.3    Prosedur Kerja

2.3.1 Khamir

Gelas objek dan gelas penutup dibersihkan dan diberi 1 tetes larutan biru metilen pada bagian tengah gelas objek. Ose suspense khamir dicampurkan dalam zat warna hingga rata lalu tutup dengan penutup gelas tanpa terdapat gelembung. Bentuk sel diamati di bawah mikroskop. Sel yang berwarna biru menandakan bahwa selnya mati.

2.3.2 Kapang

            Gelas objek dan gelas penutup dibersihkan, laktofenol diteteskan pada gelas objek. Koloni yang sudah disiapkan diteteskan engan rata di atas larutan. Larutan ditutup dengan gelas penutup. Struktur kapang diamati dibawah mikroskop dan digambar.


III. HASIL DAN PEMBAHASAN



3.1 Hasil

Penghitungan jumlah khamir yang mati dilakukan dengan pengamatan melalui 5 sudut pandang. Hasil yang diperoleh merupakan gabungan dari 12 kelompok dalam 1 kelas, berikut jumlah sel hidup, mati, persentasi sel, dan gambar hasil pengamatan:

Tabel 1 Hasil pengamatan khamir

Kelompok
Jumlah
Persentase sel mati
Foto
Sel hidup
Sel mati
1
66
93
58.65
2
33
41.2
55.52
3
7.4
23.6
76.13
4
77
42
32.29
5
10
25
71,43
6
2.6
9.3
78.15
7
18
54.6
75.20
8
65.6
61.8
48.51
9
40
19.8
33.11
10
62
25
28.74

11
38.2
68.4
64.17
-
12
30.4
50.8
62.56

Jumlah sel hidup terbanyak terdapat pada kelompok 4 yaitu sebesar 77 sel. Jumlah sel mati terbanyak terdapat pada kelompok 1 yaitu ebesar 93 sel. Persentase sel mati terbesar pada kelompok 6 sebesar 78,15.

Tabel 2. Hasil pengamatan kapang

Kelompok
Jenis
Foto
Keterangan
Non-akuatik
Akuatik
1
Aspergillus sp
Saproglenia sp
Aspergillus sp
Saproglenia sp


Hifa terlihat




Hifa tidak terlihat
2
Aspergillus sp





Saproglenia sp
Aspergillus sp
Saproglenia sp


Hifa terlihat




Hifa tidak terlihat
3
Aspergillus sp
Saproglenia sp
Aspergillus sp
Saproglenia sp

Hifa terlijhat





Hifa tidak terlihat
4
Aspergillus sp
Saproglenia sp
Aspergillus sp
Saproglenia sp



Hifa terlihat





Hifa tidak terlihat
5
Aspergillus sp
Saproglenia sp
Aspergillus sp
Saproglenia sp

Hifa terlihat



Hifa tidak terlihat
6
Aspergillus sp
Saproglenia sp
Aspergillus sp
Saproglenia sp

Hifa terlihat




Hifa tidak terlihat
7
Aspergillus sp
Saproglina sp
Aspergillus sp
Saproglenia sp


Hifa terlihat








Hifa tidak terlihat
8
Aspergillus sp
Saproglenia sp
Aspergillus sp
Saproglenia sp

Hifa terlihat




Hifa tidak terlihat
9
Aspergillus sp
Saproglenia sp
Aspergillus sp
Saproglenia sp

Hifa terlihat



Hifa tidak terlihat
10
Aspergillus sp
Saproglenia sp
Aspergillus sp
Saproglenia sp


Hifa terlihat





Hifa tidak terlihat
11
Aspergillus sp
Saproglenia sp
Aspergillus sp

Saproglenia sp

Hifa terlihat





Hifa tidak terlihat
12
Aspergillus sp
Saproglenia sp
Aspergillus sp
Saproglenia sp

Hifa terlihat





Hifa tidak terlihat

Tabel menunjukkan bahwa aspergillus sp. Memiliki hifa yang dapat terlihat. Hifa Saprolegnia sp. tidak dapat terlihat pada pengamatan.



3.2 Pembahasan

Jamur atau fungi merupakan organism eukariot berbentuk benang. Fungi ada yang bersel tunggal (unisel) atau bersel banyak (multisel). Sruktur sel jamur tidak berklorofil dan terdiri dari zat kitin,jaringan sel jamur belum dapat berdiferensiasi. Sumber energy jamur berasal dari senyawa kimia organic olehkarena itu ia bersifat kemoorganoheterotrof. Jamur membutuhkan oksigen selama hidupnya karena ia bersifat aerobic. Ada jamur yang hidup di tanah dan ada jamur yang hidup di air secara bebas atau bersimbiosis sebagai saprofit dengan hewan, tumbuhan, dan manusia (Sumarsih, 2003).

Aspergillus terlihat memiliki hifa sedangkan saprolegnia tidak memiliki hifa. Sesuai pendapat Nagahama, dalam Retno (2008) kapang dan khamir secara morfologi hampir sama, yang membedakan adalah adanya miselium pada kapang karena ia merupakan organism yang multiseluler. Khamir merupakan anggota dari kingdom eumycota yang hidupnya tersebar di berbagai habitat yaitu pada perairan tawar, laut dan mangrove. Khamir merupakan organisme eukaryote, heterotrof, dan uniseluler. Dapat dinyatakan bahwa aspergillus merupakan kapang sedangkan saprolegnia merupakan khamir. Siklus hidup jamur berasal dari sel tunggal yang berkembang biak dengan pertunasan. Reproduksi khamir berlangsung secara aseksual, dengan askospora (Nurhayati dkk. 2004)

Contoh spesies dari kapang adalah Aspergillus spora nya berwarna hitam-hijau, Penicillium spora berwarna biru-hijau dan Fusarium spora berwarna hitam dengan atas putih yang merupakan organism bersifat heterotrof, multiseluler yang memiliki hifa. Khamir biasa dimanfaatkan sebagai organism untuk fermentasi.

Hifa merupakan struktur yang menyeruapi benang, didndingnya berbentuk hifa yang menyelubungi membrane plasma dan sitoplasma. Sitoplasma mengandung organel eukaryotic. Hifa dibatasi dengan sekat berupa septa. Dalam septa terdapat lubang yang dapat dilewati ribosom, mitokondria dan inti sel. Hifa yang membentuk jaringan disebut dengan misselium dan misselium yang akan menyusun tubuh buah (Sutomo, 2000)





























IV. KESIMPULAN DAN SARAN



4.1 Kesimpulan

Khamir memiliki ukuran 4-20 kali dari ukuran bakteri, ada yang berbentuk bulat, silindris, elips, dan lain-lain. Kapang memiliki misselium yang disebut dengan hifa yang berfungsi untuk mengekstrak nutrient, dan hifa khusus yang dapat membentuk spora.

4.2 Saran

            Alat dan bahan yang disediakan jumlahnya lebih banyak, sehingga setiap praktikan dapat mencoba.



DAFTAR PUSTAKA



Sumarsih, sri. 2003. Diktat kuliah mikrobiologi dasar. http://jurnalpdf.info/pdf/morfologi-khamir.html#. [24-4-2012]



Retno, Anisa. 2008. Identifikasi khamir. www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/...003...Identifikasi%20khamir. [24-4-2012]



Nurhayati dkk. 2004. Keanekaragaman khamir pendegradasi minyak hasil isolasi dari pelabuhan tanjung perak Surabaya. Jurnal. Berk. Penel. Hayati: 9 (87-91).





Tidak ada komentar:

Posting Komentar