RESPIRASI
(Tingkat
Konsumsi Oksigen)
Disusun oleh:
Aslia
C14100090
DEPARTEMEN
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2012
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Bernafas adalah cara
yang dilakukan organism untuk mendapatkan oksigen. Oksigen merupakan factor
penting dalam kehidupan organism akuatik terutama ikan.oksigen dalam tubuh ikan
digunakan untuk mengoksidasi nutrien mejadi energi. Oksigen masuk ke darah ikan
melalui proses difusi pada insang. Tekanan parsial sangat berpengaruh, udara
akan masuk bila tekanan oksigen di luar tubuh lebih besar dari tekanan dalam
tubuh ikan. Factor yang mempengaruhi jumlah oksigen yang dapat diserap ikan
adalah suhu, oksigen terlarut, co2 dan lain-lain. Untuk melakukan
pernapasan ikan haruslah memiliki membran yang tipis dan lembab dan adanya
perbedaan tekanan parsial (Affandi, 2002).
Dalam praktikum ini
dilakukan pengujian terhadap berbagai jenis ikan agar dapat dibandingkan kadar
oksigen yang digunakan untuk melakukan proses metabolisme tuuhnya.
1.2
Tujuan
Tujuan praktikum ini
adalah untuk mengetahuan prinsip-prinsip pengukuran konsumsi oksigen diukur
dengan menggunakan respirometer tertutup. Mengetahui kebutuhan oksigen pada
hewan uji sebagai refleksi tingkat metabolismenya. Mengetahui ketahanan ikan di
luar media air.
2.
METODOLOGI
2.1
Waktu dan Tempat
Praktikum ini
dilaksanakan pada hari Senin 19 Maret 2012 jam 15.00. bertempat di laboratorium
fisiologi hewan air, Departemen Manajemen Sumberdaya Perikanan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
2.2
Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah respirometer tertutup, akuarium,
aerator, botol BOD, DO meter, stopwatch, tissue,
botol cup, alat tulis. Bahan yang
digunakan Dalam praktikum ini adalh organisme akuatik ( ikan patin, betok,
black gosh), dan sterofoam.
2.3
Metode Kerja
Ikan
ujian dipuasakan selama 24 jam. Ikan ditimbang sebelum dilakukanpengujian.
Volume air total pada respirometer diukur. Semua lubang ditutup, hal ini
dilakukan untuk mencegah masuknya udara melalui proses difusi dengan permukaan
air. Selang inflow dan outflow distabilkan agar tidak ada
gelembung dalam selang. Untuk menghindari stress pada ikan dilakukan
pengadaptasian selama 5 menit. Air dalam akuarium diambil setiap 15 menit untuk
dihitung kadar oksigen yang digunakannya dengan alat DO meter.
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Tabel 1. Konsumsi
Oksigen Pada Lobster (Cherax
quadricarinatus)
waktu/ konsumsi O2
|
konsumsi oksigen (mg O2/gram/jam)
|
|
Lobster Ulangan 1
|
Lobster Ulangan 2
|
|
0 menit
|
0
|
0
|
15 menit
|
0.05
|
0.12
|
30 menit
|
1.05
|
0.02
|
45 menit
|
2.05
|
0
|
60 menit
|
3.05
|
0.04
|
Secara umum, lobster
mengalami peningkatan dalam tingkat konsumsi
oksigen setiap 15 menit. Lobster pada ulangan 1 penggunaan oksigen cukup
besar yaitu mencapai 3.05 sedangkan pada ulangan kedua hanya mencapai 0.04 mg o2/g/jam.
Tabel 2. Konsumsi
Oksigen Pada Ikan Patin (Pangasius
sp.)
waktu/ konsumsi O2
|
konsumsi oksigen (mg O2/gram/jam)
|
|
Patin Ulangan 1
|
Patin Ulangan 2
|
|
0 menit
|
0
|
0
|
15 menit
|
1.50
|
6.61
|
30 menit
|
1.38
|
1.67
|
45 menit
|
0.96
|
1.17
|
60 menit
|
0.18
|
0.84
|
Tingkat konsumsi
oksigen secara keseluruhan pada ikan patin terjadi penurunan. Pada menit
pertama ulangan 1 oksigen yang digunakan pada menit 15 sebesar 1.50 dan menurun
hingga pada menit ke-60 hanya 0.18 mg o2/g/jam. Patin ulangan ke-2 pada
menit ke-15 mengkonsumsi oksigen sebesar 6.61 dan terusmenurun hingga pada
menit ke-60 mengkonsumsi oksigen sebesar 0.84 mg o2/g/jam.
Tabel 3. Konsumsi
Oksigen Pada Ikan Lele (Clarias
batracus)
waktu/ konsumsi O2
|
konsumsi oksigen (mg O2/gram/jam)
|
|
Lele Ulangan 1
|
Lele Ulangan 2
|
|
0 menit
|
0
|
0
|
15 menit
|
0
|
0.07
|
30 menit
|
0.41
|
0.10
|
45 menit
|
0.51
|
0.07
|
60 menit
|
1.34
|
0.04
|
Konsumsi oksigen pada ulangan satu
mengalami peningkatan seiring bertambahnya waktu sedangkan pada ikan lele
ulangan ke dua tingkat konsumsi oksigen terjadi secara fluktuatif. Lele ulangan
satu mengalami peningkatan konsumsi oksigen hingga pada menit ke-60 berjumlah
1.34 mg o2/g/jam. Pada ikan lele ulangan
ke-2 mengalami fluktuasi dengan kadar terkecil 0.04 dan terbesar 0.1 mg o2/g/jam.
Tabel 4. Konsumsi
Oksigen Pada Ikan Blackghost (Afteronotus albifrons)
waktu/ konsumsi O2
|
konsumsi oksigen (mg O2/gram/jam)
|
|
Blackghost Ulangan 1
|
Blackghost Ulangan 2
|
|
0 menit
|
0
|
0
|
15 menit
|
2.22
|
0
|
30 menit
|
0.19
|
0.52
|
45 menit
|
1.11
|
1.03
|
60 menit
|
0.19
|
0.07
|
Tingkat konsumsi
oksigen ikan black gosh pada ulangan 1 maupun 2 mengalami fluktuasi dengan
kunsumsi terkecil sebesar l ikan ulangan 1 sebesar 0.19 dan terbesar 2.22 mg o2/g/jam.
Ikan ulangan 2 memiliki konsumsi oksigen terkecil yaitu 0 dan
terbesar yaitu 1.03 mg o2/g/jam.
Tabel 5. Konsumsi
Oksigen Pada Ikan Sepat (Trichogaster
trichopterus)
waktu/
konsumsi O2
|
konsumsi
oksigen (mg O2/gram/jam)
|
|
Sepat
Ulangan 1
|
Sepat
Ulangan 2
|
|
0 menit
|
0
|
0
|
15 menit
|
0.07
|
0.22
|
30 menit
|
0.03
|
0.52
|
45 menit
|
0.04
|
0.16
|
60 menit
|
0.04
|
0.26
|
Tingkat
konsumsi oksigen ikan sepat pada ulangan 1 maupun 2 mengalami fluktuasi.
Konsumsi oksigen terkecil pada ikan ulangan 1 adalah sebesar 0.03 dan terbesar
0.07 mg o2/g/jam.
Konsumsi oksigen terkecil pada ikan ulangan 2 adalah sebesar 0.16 dan terbesar
0.52 mg o2/g/jam.
3.2 Pembahasan
Respirasi adalah proses pertukaran antara
oksigen dari udara dengan karbon dioksida dalam tubuh ikan. Oksigen merupakan
zat yang sangat dibutuhkan ikan, oksigen digunakan untuk mengoksidasi zat
makanan. Ikan melakukan proses respirasi melalui lamella insangnya secara
difusi (Affandi, 2002). Insanag ikan berbentuk lembaran tipis dan lembab,
bagian luar insang berhubungan dengan air yang menandung udara sedangkan bagian
dalamnya memiliki kapiler darah yang akan mengangkut oksigen (Alfiansyah, M.
2012)
Beberapa
ikan memiliki alat pernapasan tambahan yaitu berupa labirin pada ikan sepat dan
betok, arboresen pada ikan lele, divertikula pada ikan gabus, dan lain lain.
DO pada awal pengukuran lebih besar daripada DO
saat akhir pengukuran. Hal ini terjadi karena lingkungan akuarium dibuat kedap
udara sehingga tidak terjadi difusi udara ke air, sedangkan ikan yang hidup
dalam akuarium tersebut membutuhkan oksigen dan menggunakan DO dalam akuarium. Berdasarkan
hasil, didapatkan bahwa rata-rata konsumsi ikan meningkat seiring bertambahnya
waktu.
Pengukuran yang digunakan untuk menguji kadar
oksigen adalah dengan metabolisme standar, yaitu kuantitas oksigen yang
digunakan ikan dalam kondisi istirahat. Metabolisme standar adalah tingkat
metabolisme terrendah ikan dan bervariasi sesuai dengan bobot tubuh ikan
(Affandi, 2002). Semakin besar bobot dan ukuran ikan, konsumsi oksigen yang
dibutuhkan semakin besar, hal ini sesuai dengan pernyataan Herlinah dan Rahmansyah
(2010) bahwa saat kecil atau benih
tingkat kebutuhan oksigen ikan kecil dan bertambah seiring pertambahan bobot
dan ukuran.
4.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Pengukuran konsumsi
oksigen dengan metode tertutup merupakan cara penghitungan kadar oksigen
terlarut dalam akuarium yang digunakan oleh ikan dalam keadaan istirahat
(metabolisme standar). Penghitungan dilakukan dengan menghitung selisih kadar
oksigen terlarut dalam akuarium dalam selang waktu yang telah ditentukan (15 menit). Tingkat konsumsi oksigen pada ikan dipegaruhi
oleh jenis ikan, bobot ikan dan ukuran ikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Affandi. 2002. Fisiologi
hewan air. Bogor: unri press
Alfiansyah,
M. 2012. Pernapasan ikan (pisces). http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/sistem-pernapasan-ikan-pisces.html [26-3-2012]
Herlinah, Rahmansyah.
2010. Estimasi tebar udang pama berdasarkan tingkat konsumsi oksigen. www.sidik.litbang.kkp.go.id/index.php/searchkatalog/.../161-167.pdf [26-3-2012]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar