Selasa, 07 Agustus 2012


RESPIRASI

(Tingkat Konsumsi Oksigen)

Disusun oleh:
Aslia
C14100090
 

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012



I.                   PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang

Bernafas adalah cara yang dilakukan organism untuk mendapatkan oksigen. Oksigen merupakan factor penting dalam kehidupan organism akuatik terutama ikan.oksigen dalam tubuh ikan digunakan untuk mengoksidasi nutrien mejadi energi. Oksigen masuk ke darah ikan melalui proses difusi pada insang. Tekanan parsial sangat berpengaruh, udara akan masuk bila tekanan oksigen di luar tubuh lebih besar dari tekanan dalam tubuh ikan. Factor yang mempengaruhi jumlah oksigen yang dapat diserap ikan adalah suhu, oksigen terlarut, co2 dan lain-lain. Untuk melakukan pernapasan ikan haruslah memiliki membran yang tipis dan lembab dan adanya perbedaan tekanan parsial (Affandi, 2002).

Dalam praktikum ini dilakukan pengujian terhadap berbagai jenis ikan agar dapat dibandingkan kadar oksigen yang digunakan untuk melakukan proses metabolisme tuuhnya.



1.2              Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahuan prinsip-prinsip pengukuran konsumsi oksigen diukur dengan menggunakan respirometer tertutup. Mengetahui kebutuhan oksigen pada hewan uji sebagai refleksi tingkat metabolismenya. Mengetahui ketahanan ikan di luar media air.


2. METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin 19 Maret 2012 jam 15.00. bertempat di laboratorium fisiologi hewan air, Departemen Manajemen Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.



2.2 Alat dan Bahan

            Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah respirometer tertutup, akuarium, aerator, botol BOD, DO meter, stopwatch, tissue, botol cup, alat tulis. Bahan yang digunakan Dalam praktikum ini adalh organisme akuatik ( ikan patin, betok, black gosh), dan sterofoam.



2.3 Metode Kerja

            Ikan ujian dipuasakan selama 24 jam. Ikan ditimbang sebelum dilakukanpengujian. Volume air total pada respirometer diukur. Semua lubang ditutup, hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya udara melalui proses difusi dengan permukaan air. Selang inflow dan outflow distabilkan agar tidak ada gelembung dalam selang. Untuk menghindari stress pada ikan dilakukan pengadaptasian selama 5 menit. Air dalam akuarium diambil setiap 15 menit untuk dihitung kadar oksigen yang digunakannya dengan alat DO meter.


3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Tabel 1. Konsumsi Oksigen Pada Lobster (Cherax quadricarinatus)

waktu/ konsumsi O2
konsumsi oksigen (mg O2/gram/jam)
Lobster Ulangan 1
Lobster Ulangan 2
0 menit
0
0
15 menit
0.05
0.12
30 menit
1.05
0.02
45 menit
2.05
0
60  menit
3.05
0.04

Secara umum, lobster mengalami peningkatan dalam tingkat konsumsi  oksigen setiap 15 menit. Lobster pada ulangan 1 penggunaan oksigen cukup besar yaitu mencapai 3.05 sedangkan pada ulangan kedua hanya mencapai 0.04 mg o2/g/jam.



Tabel 2. Konsumsi Oksigen Pada Ikan Patin (Pangasius sp.)

waktu/ konsumsi O2
konsumsi oksigen (mg O2/gram/jam)
Patin Ulangan 1
Patin Ulangan 2
0 menit
0
0
15 menit
1.50
6.61
30 menit
1.38
1.67
45 menit
0.96
1.17
60  menit
0.18
0.84

Tingkat konsumsi oksigen secara keseluruhan pada ikan patin terjadi penurunan. Pada menit pertama ulangan 1 oksigen yang digunakan pada menit 15 sebesar 1.50 dan menurun hingga pada menit ke-60 hanya 0.18 mg o2/g/jam. Patin ulangan ke-2 pada menit ke-15 mengkonsumsi oksigen sebesar 6.61 dan terusmenurun hingga pada menit ke-60 mengkonsumsi oksigen sebesar 0.84 mg o2/g/jam.



Tabel 3. Konsumsi Oksigen Pada Ikan Lele (Clarias batracus)

waktu/ konsumsi O2
konsumsi oksigen (mg O2/gram/jam)
Lele Ulangan 1
Lele Ulangan 2
0 menit
0
0
15 menit
0
0.07
30 menit
0.41
0.10
45 menit
0.51
0.07
60  menit
1.34
0.04

            Konsumsi oksigen pada ulangan satu mengalami peningkatan seiring bertambahnya waktu sedangkan pada ikan lele ulangan ke dua tingkat konsumsi oksigen terjadi secara fluktuatif. Lele ulangan satu mengalami peningkatan konsumsi oksigen hingga pada menit ke-60 berjumlah 1.34 mg o2/g/jam. Pada ikan lele ulangan ke-2 mengalami fluktuasi dengan kadar terkecil 0.04 dan terbesar 0.1 mg o2/g/jam.



Tabel 4. Konsumsi Oksigen Pada Ikan Blackghost (Afteronotus albifrons)

waktu/ konsumsi O2
konsumsi oksigen (mg O2/gram/jam)
Blackghost Ulangan 1
Blackghost Ulangan 2
0 menit
0
0
15 menit
2.22
0
30 menit
0.19
0.52
45 menit
1.11
1.03
60  menit
0.19
0.07

            Tingkat konsumsi oksigen ikan black gosh pada ulangan 1 maupun 2 mengalami fluktuasi dengan kunsumsi terkecil sebesar l ikan ulangan 1 sebesar 0.19 dan terbesar 2.22 mg o2/g/jam. Ikan ulangan 2 memiliki konsumsi oksigen terkecil yaitu 0 dan terbesar yaitu 1.03 mg o2/g/jam.



Tabel 5. Konsumsi Oksigen Pada Ikan Sepat (Trichogaster trichopterus)

waktu/ konsumsi O2
konsumsi oksigen (mg O2/gram/jam)
Sepat Ulangan 1
Sepat Ulangan 2
0 menit
0
0
15 menit
0.07
0.22
30 menit
0.03
0.52
45 menit
0.04
0.16
60  menit
0.04
0.26

            Tingkat konsumsi oksigen ikan sepat pada ulangan 1 maupun 2 mengalami fluktuasi. Konsumsi oksigen terkecil pada ikan ulangan 1 adalah sebesar 0.03 dan terbesar 0.07 mg o2/g/jam. Konsumsi oksigen terkecil pada ikan ulangan 2 adalah sebesar 0.16 dan terbesar 0.52 mg o2/g/jam.



3.2 Pembahasan

Respirasi adalah proses pertukaran antara oksigen dari udara dengan karbon dioksida dalam tubuh ikan. Oksigen merupakan zat yang sangat dibutuhkan ikan, oksigen digunakan untuk mengoksidasi zat makanan. Ikan melakukan proses respirasi melalui lamella insangnya secara difusi (Affandi, 2002). Insanag ikan berbentuk lembaran tipis dan lembab, bagian luar insang berhubungan dengan air yang menandung udara sedangkan bagian dalamnya memiliki kapiler darah yang akan mengangkut oksigen (Alfiansyah, M. 2012)

 Beberapa ikan memiliki alat pernapasan tambahan yaitu berupa labirin pada ikan sepat dan betok, arboresen pada ikan lele, divertikula pada ikan gabus, dan lain lain.

DO pada awal pengukuran lebih besar daripada DO saat akhir pengukuran. Hal ini terjadi karena lingkungan akuarium dibuat kedap udara sehingga tidak terjadi difusi udara ke air, sedangkan ikan yang hidup dalam akuarium tersebut membutuhkan oksigen dan menggunakan DO dalam akuarium. Berdasarkan hasil, didapatkan bahwa rata-rata konsumsi ikan meningkat seiring bertambahnya waktu.

Pengukuran yang digunakan untuk menguji kadar oksigen adalah dengan metabolisme standar, yaitu kuantitas oksigen yang digunakan ikan dalam kondisi istirahat. Metabolisme standar adalah tingkat metabolisme terrendah ikan dan bervariasi sesuai dengan bobot tubuh ikan (Affandi, 2002). Semakin besar bobot dan ukuran ikan, konsumsi oksigen yang dibutuhkan semakin besar, hal ini sesuai dengan pernyataan Herlinah dan Rahmansyah (2010) bahwa saat  kecil atau benih tingkat kebutuhan oksigen ikan kecil dan bertambah seiring pertambahan bobot dan ukuran.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Pengukuran konsumsi oksigen dengan metode tertutup merupakan cara penghitungan kadar oksigen terlarut dalam akuarium yang digunakan oleh ikan dalam keadaan istirahat (metabolisme standar). Penghitungan dilakukan dengan menghitung selisih kadar oksigen terlarut dalam akuarium dalam selang waktu yang telah ditentukan (15 menit).  Tingkat konsumsi oksigen pada ikan dipegaruhi oleh jenis ikan, bobot ikan dan ukuran ikan.


DAFTAR PUSTAKA

Affandi. 2002. Fisiologi hewan air. Bogor: unri press

Alfiansyah, M. 2012. Pernapasan ikan (pisces). http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/sistem-pernapasan-ikan-pisces.html [26-3-2012]

Herlinah, Rahmansyah. 2010. Estimasi tebar udang pama berdasarkan tingkat konsumsi oksigen. www.sidik.litbang.kkp.go.id/index.php/searchkatalog/.../161-167.pdf [26-3-2012]






Tidak ada komentar:

Posting Komentar